Mesin mobil brebet biasanya muncul tiba-tiba hingga kadang kendaraan kehilangan tenaga. Kondisi ini kerap dialami banyak pengendara yang membuat pengalaman berkendara menjadi kurang nyaman. Namun, hal tersebut ternyata bisa menandakan kerusakan serius. Bahkan terkadang menganggap masalah ini sepele dan membiarkannya, justru berujung pada perbaikan lebih besar di bengkel.
Penyebab Umum Mesin Mobil Brebet
Pada dasarnya, mesin brebet merujuk pada kondisi ketika pembakaran dalam ruang bakar tidak berjalan sempurna. Akibatnya getaran, tenaga meurun drastis serta respons yang tidak stabil bisa terjadi saat pedal gas diinjak. Berikut ini beberapa penyebab umum yang juga bisa menjadi pemicu.
1. Kualitas dan Volume Bahan Bakar Tidak Optimal
Penggunaan bahan bakar dengan oktan rendah atau tercampur kotoran dan air dapat mengganggu proses pembakaran. Selain itu, membiarkan tangki bahan bakar hampir habis juga berisiko membuat kotoran di dasar tangki terhisap. Hal yang pada akhirnya menyumbat sistem.
2. Filter yang Kotor atau Tersumbat
Berikutnya, baik filter udara maupun penyaring bahan bakar yang kotor juga dapat mengganggu mesin. Umumnya filter bahan bakar yang tersumbat dapat menghambat pasokan bensin ke mesin. Sementara filter udara yang kotor mengurangi suplai udara. Sehingga mesin mobil brebet tak terhindarkan.
3. Masalah pada Sistem Pengapian
Masalah ketiga yaitu pada busi yang sudah aus, kotor atau tidak sesuai spesifikasi. Hal ini dapat menghasilkan percikan api yang lemah, sehingga pembakaran menjadi kurang sempurna. Koil pengapian yang rusak juga dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pengapian.
Berdasarkan pengalaman @MASSANI yang dibagikan di YouTube channelnya, mesin tersendat dan tidak stabil ketika digas bisa terjadi kapan saja. Khususnya saat pagi hari, tepat ketika mobil baru hidup setelah semalaman mati. Memeriksa busi bisa jadi langkah paling penting karena ini adalah penyebab paling umum yang membuat mesin brebet. Jika menemukan busi mati ada baiknya untuk diganti dengan yang baru agar mesin kembali halus, responsif, dan gejala brebet pun hilang.
4. Injektor Kotor atau Tersumbat
Tak sampai di sana, komponen injektor yang tersumbat oleh kotoran atau kerak akan mengganggu semprotan bahan bakar ke ruang bakar. Kondisi tersebut mengakibatkan pembakaran menjadi tidak merata. Dalam jangka panjang, jika tidak segera tertangani, gangguan ini bisa memicu kerusakan pada komponen lain. Misalnya katup bahkan catalytic converter.
5. Gangguan pada Sistem Sensor dan ECU
Mobil modern kini banyak mengandalkan sensor seperti Mass Air Flow (MAF), Throttle Position Sensor (TPS) dan sensor oksigen. Tujuannya untuk memberikan data ke ECU. Jika sensor rusak atau kotor, ECU akan mengatur campuran bahan bakar-udara dengan tidak tepat. Alhasil dapat menyebabkan mesin mobil brebet.
6. Throttle Body Kotor
Throttle body adalah komponen yang mengatur jumlah udara yang masuk ke ruang bakar mesin, berdasarkan seberapa dalam pedal gas ditekan. Apabila throttle body penuh dengan kotoran atau kerak, aliran udara ke mesin akan terhambat. Kondisi ini dapat menyebabkan responsivitas mesin terhadap injakan gas menurun, RPM menjadi tidak stabil, dan mesin terasa brebet atau tersendat saat akselerasi.
Perbandingan Pembersihan atau Penggantian Komponen
Tidak bisa kita pungkiri, apabila mesin brebet punya banyak penyebab. Sehingga perawatan rutin untuk setiap komponen mobil sangat penting dilakukan. Namun, jika sudah terlanjur banyak masalah, pemilik sering membandingkan mana yang lebih efektif antara pembersihan atau penggantian komponen.
Pembersihan biasanya cukup efektif untuk masalah ringan. Misalnya kerak pada busi, debu di filter udara atau kotoran pada throttle body. Namun, hasilnya sering hanya sementara, jika komponen sudah aus atau tersumbat parah. Sebaliknya, penggantian diperlukan saat kerusakan sudah mengganggu kinerja. Seperti koil longgar, pompa bahan bakar melemah, atau sensor tidak lagi berfungsi.
Secara keseluruhan, mesin mobil brebet adalah alarm alami dari kendaraan jika ada sesuatu yang tidak beres. Mulai dari masalah sederhana hingga kerusakan yang lebih kompleks. Mengabaikannya bukan hanya akan mengurangi kenyamanan berkendara. Namun, juga dapat membahayakan keselamatan dan menguras kantong akibat perbaikan yang lebih mahal. /Fitri
